ALI BIN ABU THALIB AS.

Ali bin Maitsam ditanya, “Kenapa Ali duduk berdiam diri …?”

Ali bin Maitsam menjawab,
(1) “Sebagaimana duduk berdiam dirinya Harun terhadap Samiri, padahal mereka telah menyembah patung anak sapi. Seperti Harun ketika mengatakan,
‘(Harun berkata), ‘Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah.’ (QS. al-A’raf: 150)

(2) Seperti Nuh tatkala berkata, ‘Aku ini orang yang dikalahkan, oleh karena itu menangkanlah (aku).'(QS. al-Qamar: 10)

(3) Seperti Luth tatkala mengatakan, ‘Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).’ (QS. Hud: 80) 47

(4) Dan seperti Musa dan Harun tatkala mengatakan, ‘Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku.'” (QS. al-Maidah: 25)]

….
Ali as berkata, “Saya mempunyai suri teladan dari enam nabi. (1) Yang pertama ialah Ibrahim al-Khalil as, tatkala dia mengatakan, ‘Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah.’ (QS. Maryam: 48)

Jika Anda mengatakan, ‘Dia menjauhkan diri dari mereka dengan tanpa ada sesuatu yang tidak disukai’, maka Anda telah kafir.

Jika Anda mengatakan, ‘Dia menjauhkan diri dari mereka disebabkan dia melihat sesuatu yang tidak disukai’, maka
washi dimaafkan.

(2) Yang berikutnya adalah Luth as, tatkala dia mengatakan, ‘Seandainya aku ada mempunyai kekuatan untuk menolakmu atau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).’ (QS. Hud: 80).

Jika Anda mengatakan, ‘Sesungguhnya Luth mempunyai kekuatan untuk menolak mereka’, maka Anda telah kafir. Dan jika Anda mengatakan, ‘Sesungguhnya dia tidak mempunyai kekuatan untuk menolak mereka’, maka washi dimaafkan.

(3) Yang berikutnya adalah Yusuf as tatkala dia mengatakan, ‘Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi ajakan mereka kepadaku.’ (QS. Yusuf: 33)

Jika Anda mengatakan, ‘Nabi Yusuf meminta penjara dengan tanpa adanya sesuatu yang tidak disukai yang dibenci oleh Allah SWT’, maka Anda telah kafir. Dan jika Anda mengatakan, ‘Sesungguhnya dia diajak kepada sesuatu yang dimurkai Allah’, maka washi dimaafkan.

(4) Yang berikutnya adalah Musa as, tatkala dia mengatakan, ‘Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu.’ (QS. asy-Syu’ara: 21)

Jika anda mengatakan, ‘Sesungguhnya Nabi Musa as lari dengan tanpa ada sesuatu yang ditakutkan’, maka Anda
telah kafir. Dan jika Anda mengatakan, ‘Sesungguhnya dia lari meninggalkan mereka disebabkan mereka ingin berbuat jahat kepadanya’, maka washi dimaafkan.

(5) Yang berikutnya adalah Harun, tatkala dia berkata kepada saudaranya, ‘Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku.’ (QS. Al-A’raf: 150). Jika Anda mengatakan, ‘Mereka tidak menganggap Harun as lemah dan tidak hampir membunuhnya’, berarti Anda telah kafir. Dan jika Anda mengatakan, ‘Mereka telah menganggap Harun as lemah dan hampir membunuhnya, dan oleh karena itu dia mendiamkan mereka’, maka washi dimaafkan.

(6) Selanjutnya adalah Muhammad saw tatkala dia lari ke gua dan meninggalkan saya di ranjangnya, dan saya mempersembahkan nyawa saya kepada Allah.

Jika Anda mengatakan, ‘Muhammad telah lari dengan tanpa adanya sesuatu yang mengancamnya dari pihak mereka’, maka Anda telah kafir. Dan jika Anda mengatakan, ‘Mereka telah mengancamnya, dan tidak ada jalan lain baginya kecuali lari ke gua’, maka washi dimaafkan.”

Lalu orang-orang berkata, “Anda benar, wahai Amirul Mukminin.” -[106]

Munadzarat fi al-Imamah; al-Manaqib, Ibnu Syahrasyub, jld. 1, hal. 270.-

Allahumma shali ala Muhammad wa ali Muhammad.

===
Sekembalinya dari Uhud, Rasul saw bersabda kepada Ali,
“Wahai Ali, engkau adalah orang yang pertama beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, yang pertama berhijrah menuju Alah dan Rasul-Nya, dan yang terakhir bersama Rasul-Nya.

Tiada yang mencintaimu kecuali orang mukmin
dan tiada yang membencimu kecuali orang munafik,”
[6]
===